LAPORAN
HASIL PENELITIAN
1. JUDUL
PENELITIAN
Membuat Biodisel dengan Memanfaatkan Minyak Jelantah
2. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan
biodiesel yang efesien menggunakan barang yang sudah tak terpakai dengan
mengkolaborasikan antara minyak jelantah dan methanol.
3. DASAR
TEORI
Biodiesel adalah
bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, baik minyak
yang belum digunakan maupun minyak bekas dari penggorengan dan melalui proses
transesterifikasi.Biodiesel digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti
Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk motor diesel, dan apat diaplikasikan baik dalam
bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi
tertentu (BBX), seperti 10% biodiesel dicampur dengan 90% solar yang dikenal dengan
nama B10.
Pemanfaatan minyak
nabati sebagai bahan baku biodiesel memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
sumber minyak nabati mudah diperoleh, proses pembuatan biodiesel dari minyak
nabati mudah dan cepat, serta tingkat konversi minyak nabati menjadi biodiesel
yang tinggi (95%). Minyak nabati memiliki komposisi asam lemak berbeda-beda
tergantung dari jenis tanamannya. Zat-zat penyusun utama minyak-lemak (nabati
maupun hewani) adalah trigliserida, yaitu triester gliserol dengan asam-asam
lemak (C8 – C24). Komposisi asam lemak dalam minyak nabati menentukan sifat
fisik kimia minyak,.
Minyak jelantah adalah
minyak goreng yang telah digunakan untuk menggoreng. Dengan meningkatkan
produksi dan konsumsi minyak goreng, ketersediaan minyak jelantah kian hari kian
melimpah. Penggunaan
minyak goreng secara berulang akan mengakibatkan terjadinya reaksi oksidasi pada minyak
karena adanya kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak. Akibat pemanasan
yang berulang-ulang serta reaksi oksidasi yang terjadi di dalam minyak, minyak
jelantah dapat mengandung senyawa-senyawa radikal seperti hidroperoksida dan peroksida.
Senyawa-senyawa radikal tersebut bersifat karsinogenik, oleh karena itu pemakaian minyak
goreng yang berkelanjutan dapat mengganggu kesehatan manusia.
Bila tak digunakan
kembali, minyak jelantah biasanya dibuang begitu saja ke saluran pembuangan. Limbah yang terbuang
ke pipa pembuangan dapat menyumbat pipa pembuangan karena pada suhu rendah minyak maupun
lemak akan membeku dan
mengganggu jalannya air pada saluran pembuangan. Minyak ataupun lemak yang
mencemari perairan juga dapat mengganggu ekosistem perairan karena dapat
menghalangi masuknya sinar matahari yang sangat dibutuhkan oleh biota perairan. Oleh karena itu
diperlukan solusi untuk memanfaatkan limbah minyak goreng bekas, salah satunya dapat
dimanfaatkan
sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel.
Biodiesel merupakan
bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel/solar. Biodiesel
dapat digunakan baik secara murni maupun dicampur dengan petrodiesel tanpa
terjadi perubahan pada mesin diesel. Bila dibandingkan dengan bahan bakar diesel tradisional
(berasal dari
fosil), biodiesel lebih
ramah lingkungan karena emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan
petrodiesel, bebas sulfur, bilangan asap (smoke number) rendah, angka setana (cetane
number) berkisar antara 57-62, sehingga efisiensi pembakaran lebih baik.
Selain itu, sifat biodiesel yang dapat terurai (biodegradable), memiliki sifat pelumasan
yang baik pada piston, serta merupakan sumber energi yang terbaharui (renewable energy)
memberikan
keuntungan yang lebih
dari penggunaan biodiesel.
Beberapa peneliti
menyatakan bahwa viskositas minyak nabati lebih tinggi dibandingkan minyak solar, hal tersebut
menyebabkan minyak nabati tidak cocok bila digunakan langsung pada mesin diesel. Untuk itu agar
viskositas
minyak nabati sama
dengan viskositas minyak solar, maka harus dilakukan pengubahan minyak nabati
menjadi senyawa monoalkil ester melalui proses transesterifikasi.
Transesterifikasi
merupakan reaksi organik dimana suatu senyawa ester diubah menjadi senyawa
ester lain melalui pertukaran gugus alcohol dari ester dengan gugus alkil dari
senyawa alkohol lain. Sedikit berbeda dengan reaksi hidrolisis, pada reaksi
transesterifikasi pereaksi yang digunakan bukan air melainkan alkohol.
Metanol lebih umum digunakan untuk proses transesterifikasi karena harganya yang
lebih murah dibandingkan alkohol lain. Namun penggunaan alkohol lain seperti
etanol dapat menghasilkan hasil yang serupa.
Pembuatan biodiesel dari
minyak tanaman memiliki kasus yang berbedabeda sesuai dengan kandungan FFA. Pada kasus minyak
tanaman dengan
kandungan asam lemak
bebas tinggi dilakukan dua jenis proses, yaitu esterifikasi dan transesterifikasi,
sedangkan untuk minyak tanaman yang kandungan asam lemak rendah dilakukan
proses transesterifikasi. Proses esterifikasi dan transesterifikasi bertujuan untuk mengubah asam
lemak bebas dan trigliserida dalam minyak menjadi metil ester (biodiesel) dan gliserol.
4. ALAT
DAN BAHAN
a.
Alat
Ö
Gelas
kimia
Ö
Sendok
pengaduk
Ö
Masker
Ö
Sarung
tangan karet
b.
Bahan
Ö
Minyak
Jelantah 250 ml
Ö
Methanol
62,5 ml
Ö
NaOH
padat 1
gram
5. CARA
KERJA
1.
Siapkan
alat dan bahan yang akan di gunakan dalm percobaan
2.
Gunakanlah
masker bila perlu, agar reaksi kimia yang akan terjadi tidak sampai terhirup.
3.
Masukkan
methanol 62,5 ml ke dalam gelas kimia atau tabung pencampur.
4.
Tambahkan
NaOH padat sebanyak 1 gram ke dalam gelas kimia yang sudah terisi dengan
Methanol.
5.
Hati-hati
dalam memberi NaOH, karna reaksi yang terjadi antara methanol dan NaOH membuat
gelas kimia menjadi sedikit lebih hangat.
6.
Lalu
aduklah hingga merata.
7.
Tunggu
hingga kurang lebih 5 menit atau hingga campuran berhenti bereaksi.
8.
Masukkan
minyak jelantah sebanyak 250 ml ke dalam campuran NaOH dan methanol.
9.
Lalu
biarkan ia bereaksi menghasilkan biodiesel, tunggu hingga kurang lebih 30
menit.
10. Nantinya akan ada 2 lapisan,
lapisan pertama berwarna coklat gelap, lapisan kedua berwarna kuning bening, bagian
ini lah yang bisa di gunakan sebagai bahan bakar setingkat solar untuk mesin
diesel, bersifat organik dan dapat di urai oleh mikrobiologi.
6. KESIMPULAN
Setelah
melakukan percobaan di atas, kesimpulan yang di peroleh adalah bahwa dengan
mempelajari lebih dalam tentang ilmu kimia, kita bisa memanfaatkan barang-barang
bekas yang sudah tak terpakai menjadi barang yang ramah lingkungan melalui
reaksi kimia, seperti yang kita contohkan di atas, kita bisa menghasilkan suatu
biodiesel melalui reaksi antara methanol, NAOH dan minyak jelantah. Melalui
percobaan ini juga, kita dapat lebih mengerti bahaya dan kegunaan dari methanol
dan NaOH. Jika di gunakan sembarangan atau tidak sesuai dengan prosedur, kedua
larutan ini sangat berbahaya karna kedua larutan ini bersifat racun. Seperti
NaOH yang apabila terjadi kontak langsung dengan kulit, dapat mengakibatkan
rasa gatal pada daerah tertentu.
7. GAMBAR
HASIL PERCOBAAN
8. DAFTAR
PUSTAKA
Comments
Post a Comment