LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
TENTANG
KOROSI ATAU PERKARATAN
PEMBIMBING
ENI NURAINI
DISUSUN
O
L
E
H
NITA SAFITRI
XII IPA 2
SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 SELATBARU
KEC. BANTAN
KAB. BENGKALIS
JL.
SOEKARNO-HATTA
T.P 2013/2014
1. Judul
Percobaan: Korosi/ Perkaratan pada Paku
2.
Tujuan
Praktikum :
a.
Untuk mengetahui paku dalam gelas manakah yang menjadi berkarat.
b.
Faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan besi berkarat.
3. Materi atau Dasar Teori
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam
akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan
berbagaizat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak di
kehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e--> Elektron yang dibebaskan di anode mengalir kebagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. -->-->
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e--> Elektron yang dibebaskan di anode mengalir kebagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. -->-->
Korosi dapat juga diartikansebagai serangan yang merusak
logam karena logam bereaksi secara kimia
atau elektrokimia
dengan lingkungan. Ada definisi lain
yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi
logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa
besi
oksida atau besi
sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja
paduan.
Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Jenis
kerusakan seperti korosi ini selalu disertai dengan terbentuknyasuatu produk korosi seperti kerak,dipermukaan
logam yang biasanyaditandai
oleh adanya warna yang berbeda dengan warna logam aslinya.Warna kecoklatan atau
kehitaman pada permukaan baja,adalah ciri khasdari
warna produk korosi dari besi. Korosi seperti ini sering disebut korosiseragam yang merupakan bentuk korosi yang paling
dikenal dan mudahteramati. Sebenarnya peristiwa korosi dapat digolongkan
pada dua bentuk yang berbeda , yaitu
korosi seragam dan korosi yang terlokalisir. Korosiseragam mudah terlihat,mudah
diprediksi kecepatannya dan mudah pulalangkah pengendaliannya. Tidak
seperti korosi yang terlokalisir yang sukar untuk dideteksi,karena dapat
terjadi pada tempat-tempat yang sukar untuk diamati. Korosi ini baru dapat diketahui setelah komponen peralatanmengalami
kegagalan.
Berdasarkan
temperature kerja,korosi dapat dikelompokkan dalam dua bagian,yaitu korosi basah dan korosi kering,dimana korosi basah
terjadikarena logam terendam dalam suatu larutan dan pada temperature yangrelative rendah,sedangkan korosi temperature tinggi
terjadi padatemperature dimana tidak
ada lagi larutan dalam bentuk cair,dan sering berada pada temperature diatas 500°C. Sebenarnya ada jenis korosilainnya,yaitu korosi atmosferik yang terjadi pada
temperature rendah dan pada lingkungan gas atau uap. Walaupun peristiwa
korosi itu berbeda-bedakondisinya,tetapi ada satu hal yang tidak bisa
dihindarkan, yaitu terjadinyasuatu reaksi elektrokimia pada semua peristiwa
korosi tersebut.
· Kerugian
Karena korosiPada umumnya kerugian karena korosi dikaitkan dengan terjadinyakerusakan
yang cukup parah saja pada suatu peralatan saja. Dan berbagaianggapan lainnya dipergunakan sebagai pernyataan
kerugian karenakorosi. Supaya tidak
terjadi kesimpang siuran,maka penyamaan bahasadalam mendefinisikan kerugian karena korosi sangat
penting,agar perhitungan-perhitungan dapat dilakukan untuk menaksir
besarnyakerugian tersebut. Kerugian
korosi dapat dikaitkan dengan kerugianlangsung dan tidak
langsung,seperti :
o Penipisan
o Kerusakan akibat korosi seperti keropos,berlubang,dll
o Perubahan warna atau penampilan
o Berhentinya suatu pabrik.
o Terkontaminasinya suatu produk
o Berkurangnya faktor keamanan
o Naiknya biaya perawatan
Pada peristiwa korosi, logam
mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat
logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna
coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada
korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana
besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e-->
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)-->
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)-->
Ion besi(II) yang terbentuk pada
anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk
senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu
yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan
logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai
serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan
dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam
bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah
diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut
akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi
senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan
membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi
sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida,
karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya
yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi
merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang
dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat
kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi
adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama
kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh
nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari
besi lainnya.Siapa di antara kita tidak kecewa bila bodi mobil
kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi. Pasti tidak
ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi
itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses
(perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian
tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda),
sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif,
katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah
peristiwa korosi.
Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi
ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi),
Fe2O3.xH2O.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan
air. Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih
awet bila dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat
oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit,
kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam
nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau
kasar halusnya permukaan).
4.
Alatdan bahan
v Alat :




v Bahan:






5.
Langkah Kerja
1) Amplas paku hingga bersih untuk menghilangkan karat yang masih
menempel.
2) Siapkan tabung reaksi sebanyak 7
buah.
3) Beri lebel pada setiap tabung.
4) Setiap tabung diisi dengan bahan
yang telah disiapkan.
5) Masukkan paku pada setiap tabung.
6) Letakkan tabung reaksi pada rak
reaksi lalu diamkan selama beberapa hari.
6.
Data Hasil Percobaan
Hari 1
|
Hari 2
|
Hari 3
|
Hari 4
|
Hari 5
|
|
Udara terbuka
|
Terlihat bintik-bintik karat
|
Bintik karat semakin banyak
|
Karat semakin banyak dari hari ke II
|
Bintik karat semakin terlihat
|
Karat sangat banyak
|
H2O murni
|
-
|
Bintik-bintik karat mulai muncul
|
Bintik-bintik karat semakin banyak
|
Bintik-bintik karat semakin banyak dan semakin nampak
|
Bintik-bintik karat
|
Aquades
|
Karat mulai muncul
|
Bintik karat larut keair
|
Bintik karat semakin banyak larut kedalam air
|
Bintik karat lebih banyak di banding hari sebelumnya
|
Bintik-bintik karat telah larut dalam air
|
NaCl
|
Karat mulai muncul
|
Karat lumayan banyak
|
Bintik karat telah banyak dari hari II
|
Bintik karat membesar dan banyak
|
Karat lumayan banyak
|
Kerosin
|
Tidak ada karat sedikit pun
|
Tidak ada karat
|
Tidak ada karat
|
Tidak ada karat
|
Tidak ada karat sama sekali
|
Air sumur
|
Bintik-bintik karat menempel pada paku
|
Bintik-bintik karat
|
Bintik karat semakin banyak
|
Karat semakin banyak
|
Karatsemakin banyak dibanding hari-hari sebelumnya
|
CCl4
|
Mulai timbul karat
|
Karat semakin banyak
|
Karat semakin banyak dari hari II
|
Karat semakin terlihat
|
Sangat karat
|
7.
Kesimpulan
Kerosin
mampu melawan korosi pada paku, berbeda dengan CCl4 yang dimana
proses korosi justru lebih cepat. Pada udara terbuka, dengan suhu dan
tekanan tertentu, paku juga mengalami korosi yang tinggi, sama dengan paku yang
berada di dalam tabung CCL4.
Comments
Post a Comment